Jumat, 11 Februari 2011

Aqidah Akhlak

1. Hasan Al Basri

Nama lengkapnya al Hasan bin Ai al Hasan Abu Sa’id. Dia dilahirkan di Madinah pada tahun 221 Hijriah/642 Masehi dan meninggal di Basrah pada tahun 110 H/728 M. ia adalah putra Zaid bin Tasabit, seorang budak yang tertangkap di Maisan, yang kemudian menjadi sekretris Nabi Muhammad Saw. Ia memperoleh pendidikan di Basrah. Ia sempat bertemu dengan sahabat-sahabt Nabi, termasuk tujuh puluh di antara mereka adalah yang turut serta dalam perang Badr.
Ibunya adalah hamba sahaya Ummu Salamah, istri Nabi. Ia tumbuh dalam lingkungan orang saleh yang mendalam pengetahuan agamanya.
Hasan Al Basri tumbuh menjadi seorang tokoh diantara tokoh-tokoh yang paling terkemuka pada zamannya, dan ia termashur karena kesalehan dan keberaniannya. Secara blak-blakkan ia membenci sikap kalangan atas yang hidup berpoya-poya. Sementara teolog-teolog dari kalangan muktazilah memandang Hasan sebagai pendiri mashabnya Amr bin Ubaid dan Wasil bin Atha adalah dua di antara murid-muridnya. Sedangkan dalam jajaran sufi, ia diakui sebagai salah satu tokoh yang paling besar pada masa awal sejarahnya. Ia dikenal juga sebagai orator piawai sehingga berbagai kata dan ungkapan yang disampaikannya, banyak dikutip oleh pengarang-pengarang Arab dan tidak sedikit di anatara surat-suratnya yang masih dapat kita saksikan hingga sekarang dan terpelihara rapi.
Hasan Al Basri adalah seorang zahid yang termasyhur di kalangan tabi’in. prinsip ajarannya yang berkaitan dengan hidup kerohanian senantiasa diukurnya dengan sunnah Nabi, bahkan beliaulah yang mula-mula memperbincangakan berbagai masalah yang berkaitan dengan hidup kerohanian, tenang ilmu akhlak yang erat hubungannya dengan cara mensucikan jiwa dan membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela.
Dasar pendirian HasanAl Basri adalah hidup zuhud terhadap dunia, menolak segala kemegahan, hanya semata menuju kepada Allah, tawakal, khauf dan raja’. Janganlah hanya semata-mata takut kepada Allah. Tetapi ikutilah ketakutan dengan pengharapan. Takut akan murkanya, tetapi mengaharp akan rahmatnya.
Al Taftazani mengatakan konsep zuhud Hasan Al Basri berdasarkan rasa takut yang mendalam kepada Allah Swt. Mengenai hal ini, Al Sya’rani dalam kitabnya At Tabaqat berkata : “ Dia penuh diliputi rasa takut sehingga neraka seakan di ciptakan untuk dirinya seorang” sedang Ibn Abi Al Hadid dalam Nahj Al Balagah menulis sebagai berikut : “jika seorang menemui Hasan Al Basri, dia pasti mengira Hasan sedang tertimpa suatu musibah. Hal ini karena rasa sedih dan rasa takutnya.”
Kemudian ucapan-ucapan beliau yang lain, sebagaimana di kutip Prof.Dr.Hamka, adalah sebagai berikut :
- “Perasaan takutmu sehingga bertemu dengan hati tentram, lebih baik dari pada perasaan tentrammu dari pada kemudian menimbulkan takut”
- “Tafakur membawa kita kepada kebaikan dan berusaha mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat, membawa kepada meninggalkannya. Barang yang fana walaupun bagaimana banayaknya, tidaklah dapat menyamai barang yang baqa, walaupun sedikit. Awasilah dirimu dari negri yang cepat dating dan cepat pergi ini, dan penuh dengan tipuan”
- “Dunia ini adalah seorang perempuan janda tua yang telah bongkok”
- “Orang yang beriman berduka cita pagi-pagi dan berduka cita di waktu sore. Karena dia hidup diantara dua ketakutan. Takut mengenang dosa yang telah lampau, apakah gerangan balasana yang akan ditmpakan Tuhan. Dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal dan bahaya yang sedang mengancam
- “Patutlah orang Insyaf bahwa mati sedang mengancamnya dan kiamat menagih janjinya.”
- “Banyak berduka cita di dunia memperteguh semangat beramal saleh.
Dalam hubungan ini Dr Muhammad Mustafa Helmi, sebagai mana dikutip Prof. Dr. hamka, mengatakan bahwa zuhud beliau itu, yang didasarkan kepada takut, ialah karena takut akan siksaaan Tuhan dalam Neraka. Tetapi setelah di telaah lebih dalam, kata Hamka, ternyata bukanlah takut akan neraka itu yang menjadi sebab. Yang menjadi sebab ialah perasaan dari orang yang berjiwa besar akan kekuranagn dan kelalaian diri. Itulah sebabnya lebih tepat dikatakan bahwa dasar zuhud Hasan Al Basri bukanlah takut akan amsuk neraka, tetapi takut akan murka Tuhan. Dalam hal seperti ini, orang kadang-kadang bersikaf, biarlah masuk neraka, dari pada kena murka.

2. Rabi’ah al Adawiyah
Nama lengkapnya ialah Ummu al-Khair Rabi’ah binti Isma’il al-Adawiyah al-Qisiyah. Informasi tentang biografinya begitu sedikit, dan sebagiannya hanya bercorak mitos. Dia lahir di Bashrah pada tahun 96 H / 713 M, lalu hidup sebagai hamba sahaya keluarga Atik. Dia berasal dari keluarga miskin, dan dari kecil ia tinggal di kota kelahirannya. Dikota ini namanya sangat harum sebagai manusia suci dan sangat dihormati oleh orang-orang shaleh semasanya. Menurut sebuah riwayat dia meninggal pada tahun 185 H / 801 M. Orang-orang mengatakan bahwa dia dikuburkan didekat kota Jerussalem.
Rabi’ah al-Adawiyah yang seumur hidupnya tidak pernah menikah, dipandang mempunyai saham yang besar dalam memperkenalkan konsep cinta (al-hubb) khas sufi kedalammistisisme dalam islam. Sebagai seorang zahidah, dia selalu menampik setiap lamaran beberapa pria shaleh.
Diantara ucapannya yang terkenal tentang zuhud ialah – sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hujwiri dalam kitabnya al-Kasyf al-Mahjub :
“suatau ketika aku membaca cerita bahwa seorang hartawan berkata kepada Rabi’ah : ‘ Mintalah kepadaku segala kebutuhanmu! ‘Rabi’ah menjawab : ‘aku ini begitu malu memenita hal-hal duniawi kepada pemeliknya. Maka bagaimana bisa aku meminta hal itu kepda orang yang bukan pemiliknya?”
Seperti telah disinggung diatas, isi pokok ajaran tasawuf Rabi’ah adalah tentang cinta. Karena itu, ia mengabdi melakukan amal soleh bukan karena takut masuk neraka atau mengharap masuk surga, tetapi akan cintanya kepada Allah,. Cintanya lyang mendorongnya yang inggin selalu dekat dengan Allah, dan cinta itu pulalah yang embuat ia sedih dan menangis karena takut terpisah dari yang dicintainya. Pendek kata, Allah baginya merupakan dzat yang dicintai, bukan sesuatu yang harus ditakuti.
Karena seluruh lorong hatinya telah di penuhi cinta ilahi, maka tidak ada lagi tempat yang kosong buat mencintai, bahkan juga buat membenci yang lain. Seseorang pernah bertanya kepadanya : “ Apakah kau benci kepada setan?” Ia menjawab : “ Tidak, cinta ku kepada Tuhan tidak meninggalklan ruang kosong dalam diriku untuk rasa benci kepada setan.” Karena begitu cintanya kepda Tuhan, Ia pernah ditanaya tentang cintanya kepada Nabi Muhammad Saw ia menjawab : “ saya cinta kepada Nabi, tetapi cintaku kepada pencipta memalingkan diriku dari cintaku kepada makhluk.”
Inilah beberapa ucapan rasa cinta yang diunghkapkan oleh Rabi’ah Al Adawiah. Cinta kepada Tuhan begitu memenuhi seluruh jiwa nya, sehingga – seperti telah disebutkan diatas – ia menolak seluruh tawaran kawin denagan alasan bahwa dirinya adalah milik Allah, yang dicintainya; dan siapa yang ingin kawin dengannya haruslah meminta ijin kepada Allah. Dengan demikian, menurut Altaftazani, dapat disimpulkan bahawa Rabi’ah Al Adawiah, pada abad 2 H, telah merintis konsep zuhud dalam islam berdasarkan cinta kepada Allah. Tetapi, ia tidak hanay berbicara cinta ilahi, namun juga menguraikan ajaran-ajaran taswuf yang lain, seperti konsep zuhud, rasa sedih, rasa takut, rendah hati, tobat, ridho dan lain sebagainya.
3. Abu yazid al bustami
Beliau mempunyai nama lengkap Abu Yazid Thaifur bin Isa, beliau dilahirkan di Bustham Khurasan pada tahun 188 Hijriyah dan beliau lebih dikenal dengan nama Abu Yazid Al Busthami. Beliau wafat di Bustham pada tahun 261.
Abu Yazid dikenal sebagai anak saleh dalam lingkungan keluarga yang taat beragama. Ibunya dengan tekun membimbing dan megirimnya untuk belajar agama ke masjid. Setelah dewasa beliau melanjutkan belajar agama ke berbagai daerah untuk berguru kepada ulama-ulama terkenal seperti Abu Ati dari Sind.
Kehidupannya sebagai seorang sufi ditempuh dalam perjalanan yang cukup panjang, kira-kira dalam waktu 30 tahun beliau berkelana menyusuri padang pasir, hidup dengan zuhud, makan serba sedikit, tidur yang tidak begitu banyak. Dari kezuhudannya itu beliau dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh ma’rifat yang hakiki untuk dapat mengenal Allah.
4. al hallajj
A. Biografi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Mughits al-Husein bin Mansur bin Muhammad
Al-Badawi . Beliau dilahirkan sekitar tahun 244 H (858 M) di Thus dekat Baida (Parsi) , sekarang berada di wilayah Barat Daya Iran. Ia dibesarkan di Wasit dan Tustar yang dikenal sebagai tempat perkebunan kapas dan tempat tinggal para penyortir kapas .
Pada masa remaja ia menetap di Tustar dan berguru pada Sahl ibn Abdullah at-Tustariy (wafat 896 M/ 282 H), seorang sufi terkenal yang pernah belajar pada Sufyan at-Tsaury (Wafat 778 M/ 161 H) . Dua tahun kemudian ia meninggalkan gurunya at-Tastury dan pindah ke Basrah dengan alasan yang tidak jelas. Louis Massiqnon menyebutkan bahwa Sahl at-Tustury adalah guru pertama al-Hallaj dalam tasawuf yang mengajarinya tentang kecintaan dan kesederhanaan sufi, menyenangi kesunyian dan kebersihan jiwa serta tafsir al-Qur’an .
Sehabis belajar dengan Tusturi, dia berangkat ke Bashrah dan belajar kepada Shufi ‘Amar Al-Maliki, di tahun 264 H (878 M). Dia masuk ke kota Baghdad dan belajar kepada Al-Junaid. Dalam konteks umum, Baghdad di akhir abad 3/9, awal 4/10 adalah sebuah tempat yang menggairahkan dan berbahaya : bagi kaum mistikus yang tidak lebih kecil daripada kaum politikus dan pujangga, banker dan pemikir, hakim dan ahli tulis, kaum tradisonalis dan filsuf . Setelah itu dia pun pergilah mengembara dari satu negeri ke negeri yang lain, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam Ilmu Tasawuf. Sehingga tidak ada lagi seorang Syekh ternama, semua telah dijelangnya dan dimintanya fatwa dan tuntunannya. Dan tiga kali dia telah naik Haji ke Mekkah. Dalam perjalanannya dan pertemuannya dengan ahli-ahli sufi itu, timbulah pribadi dan pandangan hidupnya sendiri sehingga dalam usia 53 tahun ia telah menjadi pembicaraan ulama pada waktu itu karena paham tasawufnya yang berbeda dengan yang lain. Karena pahamnya itu, seorang ulama fiqh terkemuka , Ibnu Daud Al-asfahani mengelurkan fatwa yang mengatakan bahwa ajaran Al-hallaj sesat. Atas dasar fatwa ini al-Hallaj dipenjarakan. Tetapi setelah satu tahun di dalam penjara, dia dapat melarikan diri dengan pertolongan seorang penjaga yang menaruh simpati kepadanya.
Dari Baghdad melarikan diri ke Sus dalam wilayah Ahwas. Disanalah dia bersembunyi empat tahun lamanya, dengan tidak merubah pendirian dan pandangan hidupnya. Akhirnya di tahun 301 (903 M) dapat juga dia ditangkap kembali, dimasukan pula ke dalam penjara sampai delapan tahun lamanya. Akhirnya pada tahun 301 H (903 M) diadakanlah persidangan ulama di bawah kerajaan Bani Abbas di masa khalifah al-Muktadirbillah. Pada tanggal 18 Zulkaidah 309 H jatuhlah hukuman kepadanya. Dia dihukum bunuh dengan cemeti, lalu disalib, sesudah itu dipotong kedua tangan dan kakinya, dipenggal lehernya dan ditinggalkan tergantung pecahan-pecahan tubuh itu di pintu gerbang kota Baghdad. Kemudian di bakar dan abunya dihanyutkan ke sungai Dajlah.
Al-hallaj adalah seorang alim dalam ilmu agama islam. Sebagaimana dikatakan oleh Ibn Suraij, ia adalah seorang yang hafal Al-Qur’an dan surat dengan pemahamannya, menguasai ilmu fiqh dan hadits, serta tidak diragukan lagi keahliannya dalam ilmu tasawuf. Dia adalah seorang zahid yang terkenal pada masanya, dan banyak lagi sifat-sifat kesalehannya. Keahlian dan kepribadiannya yang demikian itulah yang menjadikannya mampu melahirkan karya-karya gemilang, terutama tentang tasawuf.
Tentang karya-karya al-Hallaj, menurut Ibnu Nadim mencatat bahwasanya karangannya tidak kurang dari 47 buah banyaknya. Sebagian daripadanya adalah :
• Al Ahruful muhaddasah, wal azaliyah, wal asmaul kulliyah.
• Kitab Al Ushul wal Furu’.
• Kitab Sirrul ‘Alam wal mab’uts.
• Kitab Al ‘Adlu wat Tauhid.
• Kitab ‘Ilmul Baqa dan Fana.
• Kitab Madhun Nabi wal Masaul A’laa.
• Kitab “Hua, Hua”.
• Kitab At Thawwasin.
Kedelapan kitab ini adalah yang terpenting di antara 47 kitab itu, dan kitab At- Thawasin merupakan kitabnya yang paling jelas menggambarkan tentang paham tasawufnya. Susunan bahasanya sangat sulit dipahami, sehingga kata Al-Taftazani mungkin banyak pembaca tidak mengerti apa yang dimaksudkan penulisnya. Disamping itu, kitab itu berisi rumus-rumus dan istilah-istilah yang tidak gampang dimengerti.
B. Ajaran Al-Hallaj : Al-Huluul
Secara harfiah hulul berarti Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana. Menurut keterangan Abu Nasr al-Tusi dalam al-Luma’ Sebagai dikutip Harun Nasution, adalah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya setelah kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan. Di dalam teks arab pernyataan tersebut berbunyi :

إ ن الله ا صطفى ا جسا ما حل فيها بمعا نى الر بو بية و ا زا ل عنها معا نى البشر ية.

“Sesungguhnya Allah memilih jasad-jasad (tertentu) dan menempatinya dengan makna ketuhanan (setelah) menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan.”
Paham bahwa Allah dapat mengambil tempat pada diri manusia ini, bertolak dari dasar pemikiran al-Hallaj yang mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat dua sifat dasar, yaitu lahut (ketuhanan) dan nasut (kemanusiaan). Ini dapat dilihat dalam bukunya bernama al-thawasin.
Faham al-Huluul dapat dikatakan sebagai lanjutan atau bentuk lain dari faham
(ajaran) al-ittihad yang dipopulerkan oleh Abu Yazid al-Bustami (874 M/ 261 H). Tetapi dua konsep ajaran ini berbeda. Dalam ajaran al-ittihad, diri manusia lebur dan yang ada hanya diri Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sedangkan dalam konsep al-Huluul-nya al-Hallaj, diri manusia tidak hancur. Dalam konsep al-ittihad yang dilihat satu wujud, sedangkan dalam konsep ajaran al-Huluul disana ada dua wujud tetapi bersatu dalam satu tubuh .
Helbert W. Mason mengatakan Al-Huluul adalah penyatuan sifat ketuhanan dengan sifat kemanusiaan. Tetapi dalam kesimpulannya konsep al-Huluul-nya al-Hallaj bersifat majaziy, tidak dalam pengertian yang sebenarnya (haqiqiy) . Menurut Nashiruddin at-Thusiy, al-Huluul adalah faham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat didalamnya setelah sifst-sifat kemanusiaan yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan.
Sebelum Tuhan menjadikan makhluk. Ia hanya melihat diri-Nya sendiri. Dalam kesendian-Nya itu terjadilah dialog antara Tuhan dengan diri-Nya sendiri, yaitu dialog yang di dalamnya tidak terdapat kata ataupun huruf. Yang dilihat Allah hanyalah kemuliaan dan ketinggian zat-Nya. Allah melihat kepada dzatnya dan Ia pun cinta pada
zat-Nya sendiri, cinta yang tak dapat disifatkan, dan cinta inilah yang menjadi sebab wujud dan sebab dari yang banyak ini. Ia pun mengeluarkan dari yang tiada bentk copy dari diri-Nya yang mempunyai sifat dan nama-Nya. Bentuk copy ini adalah Adam. Setelah menjadikan Adam dengan cara itu, Ia memuliakan dan mengagungkan Adam. Ia cinta pada Adam, dan pada diri Adam Allah muncul dalam bentuknya. Dengan demikian pada diri Adam terdapat sifat-sifat yang dipancarkan Tuhan yang berasal dari Tuhan sendiri.

makalah tafsir

MAKALAH TAFSIR
QS. AL – BAQARAH 267 – 268 & QS. AL MA’ARIJ19 – 25
PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN& MEMANFAATKAN KEKAYAAN ALAM

Di susun oleh :

KHOIRU ROZIKIN
INA KAROMAH
SUSANTINUROHMAH
TRI MUSRIFAH

Kelas :
XI AGAMA








MADRASAH ALIYAH NEGRI 1 KOTA MAGELANG
JL. Raya Payaman No. 1
MAGELANG



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan petunjukNya, sehingga atas limpahanan rahmad dan petunjukNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan suatu apapun.

Makalah ini kami susun secara kolektif dengan mengumpulkan data-data yang telah kami pelajari selama kurang lebih enam bulan dalam pembelajaran ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka segenap saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan demi peningkatan dari makalah ini.

Akhirnya penulis berharap mudah – mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum wr. Wb





















MOTTO

1. Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.
2. Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.
3. Orang yg kuat bukanlah orang yg mampu menjatuhkan/berkelahi dgn org tetapi orang yang kuat adalah orang yg mampu menahan amarahnya.
4. Dunia adl penyihir yg lebih hebat dari Harut dan Marut dan kamu harus menghindarinya.
5. Tinta para pelajar lebih suci daripada darah orang2 yg mati syahid
6. Ingin rasanya melupakanmu dalam kalbu ini, tetapi apa daya naluri enggan untuk beralih ingatan ke yang lain.
7. Walaupun bagaimana kecilnya cinta seseorang kepada Allah, maka yang demikian itu lebih aku senangi daripada beribadah tujuh puluh tahun.
8. Cintailah orang yang kau cintai sekadarnya saja. Siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci. Dan, bencilah orang yang kau benci sekadarnya saja. Siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan menjadi orang yang kau cintai.
9. Jadikanlah engkau sumber tambang kebaikan, dan baikanlah segala kesalahan yang menyakitkan. Sesungguhnya engkau dapat melihat apa yang engkau lakukan dan dapat mendengar apa yang engkau ucapkan.























ISI

QS. Al - Baqarah 267 - 268


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (267) الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلاً وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (البقرة:267، 268).
“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.“ (QS: Al-Baqarah: 267-268).
Ibnu Abas mengatakan: “ Dua perkara dari Allah dan dua dari setan,“ Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan“ seraya mengatakan: Jangan kamu infakan hartamu, biarkan ia menumpuk karena kamu akan membutuhkanya, “ Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan“. “ Sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya“ atas kemaksiatan-kemaksiatan itu,“ Dan karunia“ dalam rezki “. Ampunan adalah perlindungan atas hamba-hamba-Nya di dunia dan di akhirat, sedang karunia adalah keluasan rezki di dunia dan di akhirat serta kenikmatan di akhirat.
Dan diantara dalilnya adalah sabda Rasulullah saw:
" قال الله تبارك وتعالى: يا ابن آدم، أنفق أنفق عليك " ( رواه مسلم)
“ Allah SWT berfirman: Wahai ibnu Adam, berinfaklah, niscaya Aku akan memberi nafkah kepadamu“ ( HR: Muslim).
" ما من يوم يصبح العباد فيه إلا ملكان ينزلان فيقول أحدهما: اللهم أعط منفقاً خلفاً، ويقول الآخر: اللهم أعط ممسكاً تلفا " ( رواه البخاري )
“ Tiada pagi hari bagi hamba melainkan turun pada saat itu dua malaikat, salah satu dari mereka mengatakan: Ya Allah, berilakanlah kepada orang yang menginfakan (hartanya) penggantinya, yang kedua mengatakan: Ya Allah berikanlah kepada orang yang enggan berinfak kerusakan (atas hartanya).” (HR: Bukhari).
Dan sabda Rasul saw:
“ أنفق يا بلال، ولا تخش من ذي العرش إقلالاً ) “ رواه البيهقي وصححه الألباني(
“ Berinfakanlah ya Bilal, jangan khawatirkan kekurangan dari Sang Pemilik Arsy“.

Semua hadits di atas mengajak berinfak di jalan kebaikan, dan menyampaikan kabar gembira tentang akan diberikanya pengganti (atas harta yang diinfakan) dari karunia Allah SWT bagi orang yang berinfak, serta mengangkat kedudukannya di segenap hati manusia.
Keenam: Mengerjakan haji dan umrah secara berurutan.
Mengerjakan haji dan umrah secara berurutan termasuk diantara sebab yang mendatangkan keluasan rezki dan kemudahan urusan, dari Ibnu Mas’ud r.a. ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
" تابعوا بين الحج والعمرة، فإنهما ينفيان الفقر والذنبوب كما ينفي الكير خبث الحديد والذهب والفضة، وليس للحجة المبرورة ثواب إلا الجنة " (رواه الترمذي والنسائي وصححه الألباني )
“ Laksanakanlah haji dan umroh secara beriringan, karena ia dapat menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana api melenyapkan karatan besi, emas dan perak, dan tidak ada balasan atas haji mabrur melainkan surga.”( HR: Tirmizi dan Nasa’I, dan disahihkan Imam Al-Bani).
" تابعوا بين الحج والعمرة، فإنهما ينفيان الفقر والذنوب كما ينفي الكير خبث الحديد " ( رواه النسائي وصححه الألباني)
“ Laksanakanlah haji dan umroh secara beriringan, karena ia dapat menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana api melenyapkan karatan besi, emas dan perak.” (HR: Nasa’I dan disahihkan Al-Bani).
Melakukan secara beriringan antara haji dan umrah artinya: jadikanlah salah satu dari keduanya mengiringi yang lain, yakni: jika anda telah menjalankan haji maka lakukanlah umrah, dan jika anda telah menjalankan umrah maka lakukanlah haji, begitulah keduanya terjadi secara beriringan.
Nabi saw menjelaskan bahwa Allah SWT memberi rezki kepada hamba-hamba-Nya dan menolong mereka disebabkan kebaikan mereka kepada orang-orang lemah, dari Mus’ab bin Sa’ad r.a. berkata: Saad r.a. melihat bahwa dirinya memiliki kelebihan atas orang lain( orang lemah), maka Rasulullah saw bersabda:
" هل تنصرون وترزقون إلا بضعفائكم " (رواه البخاري)
“ Kalian tidaklah mendapat pertolongan dan rezki melainkan disebabkan oleh orang-orang lemah diantara kalian“ (HR: Bukhari).
Orang-orang lemah yang dijelaskan Nabi saw bahwa berbuat baik kepada mereka dapat menjadi sebab datangnya rezki dan kemenangan terhadap musuh ada beberapa macam: diantara mereka ada kaum fuqara, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang sakit, orang-orang asing, para wanita yang tidak memiliki orang yang menanggung nafkahnya, dan budak. Bentuk berbuat baik kepada mereka berbeda-beda, berbuat baik kepada orang fakir yang tidak memilki harta dengan sedekah, hadiah, pemberian dan pertolongan, berbuat baik kepada anak yatim dan wanita (yang tidak memiliki orang yang menanggung nafkahnya) dengan memantau kondisi mereka dan membantu mereka dengan cara yang baik, sedang berbuat baik kepada orang-orang sakit dengan menjenguk mereka dan menganjurkan agar sabar dan senantiasa mengharap ridho-Nya... dan begitu seterusnya.
Wahai saudaraku tercinta, jika anda mengingkan kemenangan Allah SWT dan pertolongan-Nya serta keluasan rezki, maka berbuat baiklah kepada kaum lemah, muliakanlah mereka dan pantaulah kondisi mereka, dan ketahuilah bahwa berlaku buruk dan menyakiti mereka adalah sebab tertutupnya pintu rezki, dan dalam kisah para pemilik kebun yang Allah SWT ceritakan dalam surat al-qalam terdapat pelajaran dan nasehat yang berharga.
عن أبي هريرة عن النبي قال: إن الله تعالى يقول: يا ابن آدم، تفرغ لعبادتي أملاً صدرك غنى، واسد فقرك، وإن لا تفعل ملأت يدك شغلاً، ولم أسد فقرك " (رواه الترمذي وابن ماجه وصححه الألباني)
“ Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw, ia bersabda,“ Sesungguhnya Allah SWT berfirman,“ Wahai anak Adam, totalitaslah dalam beribadah, niscaya Aku akan memenuhi dadamu dengan kekayaan dan menutup kefakiranmu, dan jika kamu tidak melakukanya, maka Aku akan memenuhi tanganmu dengan kesibukan dan menutup kefakiranmu.“ (HR: Tirmizi dan Ibnu Majah, disahihkan oleh Al-Bani).
وعن معقل بن يسار قال: قال رسول الله : يقول ربكم تبارك وتعالى: يا ابن آدم، تفرغ لعبادتي أملأ قلبك غنى، وأملأ يديك رزقاً. يا بان آدم، لا تباعدني فأملأ قلبك فقرا، وأملأ يديك شغلاً " (رواه الحاكم وصحح إسناده ووافقه الألباني)
“ Dan dari Ma’qal bin Yasar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda," Allah SWT berfirman,” Wahai anak Adam, totalitaslah dalam beribadah, niscaya Aku akan memenuhi hatimu dengan kekayaan dan kedua tanganmu denganmu rezki. Wahai anak Adam, janganlah engkau menjauhiku maka Aku memenuhi hatimu dengan kefakiran dan kedua tanganmu dengan kesibukan.” (HR: Hakim, dengan sanad disahihkan olehnya dan disepakati Al-AlBani).
Di dalam kedua hadits ini Allah SWT menjanjikan orang-orang yang totalitas dalam ibadah dengan dua hal, yaitu; memenuhi hatinya dengan kekayaan, kedua tangannya dengan rezki, dan mengancam orang yang enggan bertotalitas dengan dua sangsi, yaitu: memenuhi hatinya dengan kefakiran dan kedua tanganya dengan kesibukan, dan kita yakin jika Allah SWT telah mengkayakan hati seseorang, maka selamanya ia tidak akan pernah didekati kefakiran, dan jika Allah SWT memenuhi tanganya dengan rezki, maka selamanya ia tidak akan pernah merugi.
Totalitas dalam beribadah tidak berarti meninggalkan mata pencaharian dan terputus dari mencari rezki serta duduk di masjid siang dan malam, akan tetapi maksudnya adalah hendaklah seorang hamba datang dengan hati dan jasadnya saat beribadah, khusu‘ dan tunduk kepada Allah, menghadirkan keagungan penciptanya, merasakan bahwa ia sedang bermunajat kepada Sang penguasa langit dan bumi.

Rasulullah saw bersabda:
" من نزلت به فاقةٌ فأنزلها بالناس لم تسد فاقته، ومن نزلت به فاقة فأنزلها بالله فيوشك الله له برزق عاجل أو آجل " (رواه الترمذي وصححه الألباني)
“ Barang siapa menderita kefakiran lalu berlindung kepada manusia, maka itu tidak akan menutup kefakiranya, dan barang siapa mengalami kefakiran, lalu ia berlindung kepada Allah SWT, maka Allah akan memberinya rezki dengan segera atau tertunda.“ ( HR: Tirmizi, disahihkan Al-Albani).


QS. AL – MA’ARIJ 19 -25

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا
وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
إِلَّا الْمُصَلِّينَ
الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ
وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ
لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),

MEMANFATKAN MANFAAT

Sekilas Tentang Ikan Gabus dan Manfaatnya
Ikan gabus yang memiliki nama ilmiah Channa striatus merupakan ikan penghuni rawa banjir di perairan umum nusantara. Ikan ini termasuk jenis ikan predator dan sekerabat dengan ikan toman. Ciri-ciri dari ikan ini adalah tubuh bulat gilig pada bagian depan dan pipih pada bagian belakang. Sirip punggung memanjang dan membulat pada ujung sirip ekor. Kepalanya besar sedikit gepeng seperti kepala ular sehingga sering disebut Snakehead. Memiliki sisik besar pada kepalanya dan 4-5 sisik diantara gurat sisi dan bagian jari-jari sirip punggung bagian depan. Mulutnya besar dengan gigi besar dan tidak ada gigi bentuk taring pada vomer dan palatine.

Ikan gabus banyak ditemukan di sungai, rawa, danau dan sawah - sawah. Ikan ini hidup dengan memangsa ikan - ikan yang berukuran lebih kecil, serangga air, berudu dan udang-udang kecil. Jika keadaan habitatnya mulai mengalami kekeringan, ikan ini akan mengubur dirinya di dalam lumpur sampai keadaan mulai berair lagi. Hal ini karena ikan gabus memiliki semacam organ labirin sehingga memungkinkan ikan gabus dapat bernafas langsung dari udara.


Produksi benih ikan gabus dapat diperoleh melalui pemijahan alami maupun buatan dengan menggunakan HCG dan hormon ovatide. Ciri - ciri induk yang siap dipijah adalah induk betina mengalami matang gonad lebih besar ukurannya dibanding induk jantan dan perutnya membesar dan lembut. Ukuran diameter genital pore induk betina antara 2-4 mm berbentuk bulat. Pembesaran ikan ini dapat dilakukan di kolam, sungai, maupun danau dengan menggunakan karamba sebagai media pemeliharaan. Pemanenan dapat dilakukan apabila ikan yang dipelihara telah mencapai umur konsumsi. Jenis penyakit yang sering ditemukan pada ikan gabus adalah Lernaea cyprinacea, Argulus indicus, Lamproglena chinensis, Clinostomum sp., Proteocephalus sp., Camallanus sp., Spinetectus sp., dan Pallisentis sp.

Perlu diketahui bahwa ikan gabus banyak mengandung albumin, salah satu jenis protein darah yang diproduksi di hati. Albumin memiliki banyak sekali manfaat diantaranya dapat mengatur tekanan osmotik darah. Albumin akan mengontrol ketersediaan air dalam plasma darah sehingga volume darah dapat dipertahankan. Albumin juga diperlukan untuk proses pembentukan jaringan tubuh yang baru baik pada saat pertumbuhan maupun penyembuhan luka-luka. Dalam kehidupan sehari - hari albumin berfungsi sebagai sarana transportasi yang membawa bahan-bahan yang kurang larut dalam air melewati plasma darah dan cairan sel. Pengkonsumsian daging ikan gabus dan ekstrak proteinnya telah berhasil mampu meningkatkan kadar albumin dalam darah dan dapat mempercepat penyembuhan beberapa luka hingga 30 %.

Mengenal Kekayaan Alam : Budidaya dan Manfaat Pohon Sonokeling
Sonokeling tumbuh didaerah dengan musim kemarau sedang sampai kering ( paling tinggi 30 hari hujan dalam 4 bulan kering ). Jenis ini masih dapat tumbuh pada tanah jelek, berbatu-batu dan keras pada ketinggian 0-600 meter dari permukaan air laut.
Permudaan buatan sonokeling dilakukan dengan menggunakan stek akar yang panjangnya 15 cm dan diameter 1 cm. Permudaan dilakukan dengan stek akar karena sonokeling jarang sekali berbuah, seandainya berbuah terjadi pada Bulan Juni – Oktober. Daya kecambah biji sonokeling kecil sekali sehingga permudaannya biasa digunakan stek akar.
Kayu sonokeling meskipun keras masih dapat dikupas atau disayat untuk dijadikan venir hias.Venir ini dapat direkatkan dengan baik dalam pembuatan kayu lapis.
MANFAAT POHON SONOKELING :
Karena warna dan gambarnya yang indah, serta sesuai dengan sifat-sifat kayu yang dimiliki, maka sonokeling sangat bagus digunakan untuk pembuatan mebel, khususnya almari, meja, panil, barang ukiran, cindera mata, dll, dengan nilai jual yang tinggi. Sonokeling cocok juga untuk pembuatan barang-barang yang perlu dilengkungkan.


PRODUKSI dan INDUSTRI KAYU SONOKELING :
Setelah sonokeling mencapai usia lebih kurang 40 tahun, kayu siap dipanen. Hasil produksinya berupa kayu bundar sonokeling ( kayu log ) yang selanjutnya kan diolah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi di penggergajian.
Industri Penggergajian Mesin ( PGM ) Perum Perhutani menghasilkan barang setengah jadi berupa moulding / kayu gergajian, serta industri jadi / finished product berupa : pintu, furniture dengan orientasi pasar ekspor.