Senin, 10 Januari 2011

bahasa indonesia tajuk rencana

Senin, 20 April 2009 04:01
Gelar Kelima Nadal



Rafael Nadal melanjutkan dominasinya di lapangan tanah liat dengan menjuarai turnamen ATP Masters 1000 Monte Carlo, Minggu (19/4). Nadal memenangi gelar kelimanya berturut-turut di turnamen ini dengan mengalahkan Novak Djokovic, 6-3, 2-6, 6-1.
Meski tetap mempertahankan dominasinya di tanah liat, Nadal tak memperoleh gelarnya dengan mudah. Djokovic memberikan perlawanan sengit, terutama di set kedua, yang menjadi salah satu penampilan terbaiknya di lapangan tanah liat.
Sang juara bertahan memulai aksinya dengan mematahkan servis Djokovic di game pertama set pertama. Namun, petenis Serbia itu ganti mematahkan servis Nadal di game berikutnya untuk menyamakan kedudukan. Kedua petenis kemudian bergantian saling mematahkan servis hingga kedudukan 3-3 sebelum Nadal merebut tiga game berikutnya dan memenangi set pertama.
Djokovic bangkit di set kedua dengan langsung mematahkan servis Nadal di game pertama. Setelah itu, beberapa kali pukulan winner-nya membuat Nadal mati langkah. Pukulan keras Djokovic ke garis belakang juga menjauhkan Nadal dari net sehingga tak dapat mengembangkan permainan.
Djokovic sekali lagi mematahkan servis Nadal di game kelima dan merebut set kedua dengan mempertahankan servisnya di game kedelapan.
Ketangguhan Nadal di lapangan tanah liat teruji di set terakhir. Beberapa kali pukulan silangnya menerobos pertahanan Djokovic. Begitu juga backhand dan forehand down the line yang tipis menyusur tepi lapangan tak mampu dikembalikan dengan baik oleh Djokovic.
Djokovic hanya berhasil meraih satu game ketika mematahkan servis Nadal di game kedua. Nadal melaju dan menutup pertandingan dalam waktu 2 jam 43 menit ketika backhand Djokovic menyangkut di net.
Ini adalah kemenangan ke-12 Nadal atas lawannya yang peringkat ketiga dunia dari 16 pertemuan keduanya. Djokovic hanya menang empat kali dan kesemuanya berlangsung di lapangan keras. Adapun Nadal memborong tujuh kemenangan dari tujuh kali duel di lapangan tanah liat, termasuk di final Monte Carlo tahun ini.
Dengan sukses tersebut, Nadal menjadi petenis pertama yang mampu merebut lima gelar di Monte Carlo. Lebih istimewa lagi, kelima gelar itu diperolehnya secara berturut-turut.
10 tahun
Untuk pertama kali dalam 10 tahun terakhir, dua remaja belasan tahun bertemu di final WTA Premier Charleston. Petenis Denmark, Caroline Wozniacki (18), dan Sabine Lisicki (19) maju ke final mengulangi duel Martina Hingis dan Anna Kournikova pada final 1999.
Wozniacki (Denmark) meneruskan langkah gemilangnya dengan menundukkan unggulan teratas Elena Dementieva (Rusia), 6-4, 5-7, 7-5. Dementieva lolos dari tiga match point di set kedua, tetapi Wozniacki tak tertahan merebut set ketiga.
Lisicki (Jerman) lolos lebih mudah dengan kemenangan dua set langsung atas unggulan keenam Marion Bartoli (Perancis), 6-3, 6-1. "Kami berdua semakin hari tampil semakin baik. Pasti akan menjadi final yang bagus,"ujar Lisicki.



Aroma Limbah di Nusa Indah
Kamis, 6 Januari 2011 10:11 Borneo Tribune
Keluhan warga komplek rumah toko (ruko) di kawasan Jalan Nusa Indah II sebetulnya sudah lama. Bahkan keluhan itu muncul setelah beberapa tahun berdiri hotel Kini yang dulunya adalah bangunan Bioskop Nusa Indah.
Setelah disulap menjadi hotel berbintang, didukung tempat yang strategis hotel tersebut memang ramai pengunjung. Karena ramai pengunjung itu pula, maka panci penampung limbah yang hanya selebar satu meter itu tidak memadai lagi, sehingga limbah kotoran dari hotel tersebut menyembut kemana-mana termasuk merayap ke 11 ruko di sampingnya.
Sebetulnya kalau semua pihak utamanya investor bila taat saja dengan aturan amdal termasuk prediksi radius limbah yang aman bagi penduduk sekitar, maka aroma tak sedap di Nusa Indah tersebut tidak akan terjadi. Sebab sejak awal pengelola sudah bisa memperhitungkan mulai dari daya tampung hingga prediksi normal limbah tersebut bisa ditangani.
Atau bisa juga menggunakan teknologi pengolahan limbah yang canggih, seperti yang diterapkan oleh beberapa rumah sakit di kota ini. Selama ini limbah yang terbuang adalah limbah yang sudah ramah lingkungan. Artinya selain tidak menimbulkan bau yang tak sedap, juga tidak membahayakan lingkungan lainnya.
Belajar dari banyak pengalaman, persoalan limbah ini amat serius. Apalagi ada pemukiman atau masyarakat lain di sekitarnya. Makanya penanganan limbah harus ekstra hati-hati. Sebab dia tidak hanya menyemburkan limbah dan bau tak sedap saja, tapi dampaknya bisa menyembabkan berbagai sumber penyakit.
Oleh karena itu, kita ingin pihak yang berkompeten dalam hal ini Walikota Pontianak harus cepat mencari solusi terbaik. Minimal minta pihak manajemen hotel segera mengatasi masalah limbah yang sudah meresahkan masyarakat sekitar itu.
Selain sikap tanggap sang Walikota melalui dinas terkait, pihak DPRD Kota juga kiranya cepat melakukan pengecekkan lapangan. Sebab hasil telaan dan pantauan lapangan langsung sangat bermanfaat sebagai masukan kepada Walikota yang mempunyai kebijakan dan perijinan kepada para investor atau dunia usaha.
Kita yakin, persoalan limbah baik rumah tangga maupun industri termasuk restoran ada terjadi di daerah lain. Cuma yang membedakan mungkin efek dari limbah itu sendiri.
Di Nusah Indah limbahnya parah, mungkin di tempat lain belum seberapa. Tapi semua pihak, baik pemerintah, wakil rakyat termasuklah LSM yang peduli dengan lingkungan bolehlah mengkaji semua industri termasuk hotel restoran yang ada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Sebab kita tidak ingin ada aroma lain seperti di Nusa Indah tersebut. Cukuplah limbah hotel Kini di Nusa Indah itu yang bakal menjadi PR stakeholder kedepan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar